Losari Beach, Makassar |
Bertempat tinggal di kota wisata nomor 2 di Indonesia, Yogyakarta, terkadang membuat saya jadi bingung mencari destinasi liburan long weekend, selain ke Ubud Bali. Di saat yang lain pengin long weekend-an di Jogja, saya enaknya ke mana ya? Ke Bandung? Ah, males wisata fashion. Ke Malang? Pengin sih, tapi mendingan nanti aja kalo Baby Bindi udah jadi kid alias udah gedean. Ke Jakarta? Kayaknya kok nggak keren liburan ke Jakarta. Hehehe...!
Liburan ke luar negeri? Bindi memang sudah punya passport dan sudah punya tiket promo Air Asia untuk ke Singapore bulan April 2011 nanti. Selain Singapura, negara tetangga yang baby friendly alias nyaman buat jalan-jalan sama si kecil, kayaknya kok nggak ada. Hong Kong? Oke juga sebenarnya, tapi kejauhan kalo buat long weekend 4D3N. Kuala Lumpur? Itu juga mirip-mirip Jakarta. Paling nanti ke Petronas dan main di mall atau liat aquarium di KLCC. Ke Bangkok? Hhmm... enggak worth buat Bindi deh kayaknya. Negara-negara tetangga lain dari tiga yang saya sebut jauh lebih nggak nyaman kondisinya buat jalan-jalan bawa anah umur 15 bulan.
Setelah saya renung-renungkan, ternyata memang Jogja is the best kok. Weekend-an jelajah candi-candi pasti seru dan nggak ada habisnya. Hobi ini sudah kami lakukan sejak Baby Bindi umur 6 bulan dan sempet terhenti setelah Merapi meletus. Padahal kami belum sempat ke Borobudur.
Selain 'jajah Jogja milang kori" (jelajahi kota Jogja), target jalan-jalan jauhnya Baby Bindi adalah ke luar pulau Jawa, biar lebih kenal beragam Budaya Nusantara. Ke Bali sudah dua kali. Pengin ke timurnya lagi, ke Lombok suatu saat nanti. Ke Makassar sudah pernah sekali. Kapan-kapan pengin dilanjut ke Pare-Pare nengokin adiknya Edo yang bertugas di sana sekalian wisata budaya ke Toraja. Sebenarnya waktu ke Makassar kemarin sudah merencanakan hal ini, tapi karena butuh waktu liburan minimal seminggu, saya lantas menundanya. Ke Borneo? Pengin sekali ngajakin Baby Bindi ke pedalaman Kaltim, tinggal di rumah panjang (lamin) suku Dayak. Saya kan pernah tinggal di sana selama sebulan jaman jadi mahasiswa Antropologi dulu. Semoga suatu hari angan ini terwujud.
Saya juga pengin ajak Baby Bindi ke belahan Borneo lain, ke Pontianak. Kebetulan ada kerabat yang barusan dipindah tugas ke Pontianak awal Januari 2011 lalu. Tadinya juga, long weekend imlek ini pengin ke sana. Tapi karena ada deadline pekerjaan dan tiketnya jadi melejit karena etnis Tionghoa di Pntianak dan Kalbar pada imlekan. Ya sudah ditahan saja, masih bisa kapan-kapan kok.
Eh ndilalah, kok ya tadi pagi sahabat saya kirim inbox mengabarkan rencana pernikahannya. Sahabat saya itu, asalnya dari Banjarmasin. "Acaranya di Banjar bukan? Kalau di Banjar aku mau dateng sekalian ajak Baby Bindi." Balas saya bersemangat. Semangat yang full power, lha wong barusan nyalain komputer pagi-pagi di kantor, login ke FB, dan menemukan notifikasi di inbox. Sambil berbalas-balasan lewat inbox, saya membuka website Lion Air yang melayani penerbangan direct Jogja - Banjarmasin (dulu ada Mandala). Juga nelpon Edo menyampaikan niatan ini yang langsung di-acc. Nggak sampe 15 menit kemudian, saya kirim konfirmasi e-ticket itu ke sahabat saya sambil mengancam, "awas kalo gak jadi kawinan tanggal itu!" Malah dia yang shock karena nggak nyangka dalam waktu sekejap saya sudah punya tiket bertuliskan nama saya, Edo, dan Baby Bindi. Belum tahu dia, ya begini inilah yang disebut gayung bersambut.
So, Baby Bindi is going to South Borneo at the end of this month.
*
No comments:
Post a Comment